Dalam kurun waktu tahun 70-an hingga 80-an, industri musik Tanah Air menjadi saksi munculnya orkes-orkes komedi yang memberikan hiburan nyeleneh dan enerjik. Pancaran Sinar Petromaks (PSP) dan Pengantar Minum Racun (PMR), dua orkes legendaris dalam dunia musik dan hiburan Indonesia, dan pengaruh mereka masih terasa hingga saat ini.
Grup-grup ini terkenal dengan lirik-lirik kocak yang menjadikan mereka identik dengan musik dangdut. Selain mampu menciptakan lagu-lagu humor, PSP dan PMR juga mahir dalam memparodikan lagu-lagu terkenal yang mereka sajikan dengan sentuhan unik.
PSP dan PMR juga memiliki kisah manis dengan grup lawak legendaris Warkop DKI, yang melibatkan mereka dalam berbagai penampilan bersama. Kehadiran mereka di atas panggung selalu menghadirkan tawa bagi penonton, bahkan hingga saat ini, meskipun anggota-anggota mereka sudah memasuki usia lanjut.
OM PSP, yang awalnya terbentuk dari sekelompok mahasiswa Universitas Indonesia, mendapatkan popularitas lebih setelah sering berkolaborasi dengan Warkop dalam siaran radio Prambors. Berawal dari hobi mereka bernyanyi bersama, Monos, Ade Anwar, Omen, Rizali Indrakesumah, Dindin, Aditya, Andra Ramadan, dan James akhirnya memutuskan untuk membentuk sebuah orkes. Lagu-lagu PSP seperti “Fatime” dan “Gaya Mahasiswa” masih bisa membuat pendengarnya tertawa hingga kini.
OM PSP merilis beberapa album terkenal, termasuk “Kidung dan Lain-lain” (1978), “Warkop” (1979), “Trio Kodok” (1980), “Monggo Mas” (1982), “OM PSP – Cover Version Parodi” (1983), “Reuni OM PSP” (1999), dan “Platinum OM OSP” (2000). Mereka juga terkenal dengan kemampuan memparodikan lagu-lagu terkenal, seperti “Cubit-cubitan” dan “Siksa Kubur,” dengan vokal Nanu dan Kasino.
OM PSP bahkan tidak hanya memparodikan lagu-lagu dalam negeri, tetapi juga internasional, seperti lagu Skotlandia “My Bonnie,” yang mereka sajikan dengan gaya dangdut yang menghibur.
Di bidang seni peran, PSP juga sempat meraih popularitas dengan peran mereka dalam beberapa film, seperti “Manis-manis Sombong” dan “Rayuan Gombal 81”. Bahkan, film “Manis-manis Sombong” akan dibuat versi reborn dengan para pelawak seperti Uus, Adjis Doaibu, David Schaap, dan lainnya memerankan personel PSP.
Sementara itu, PMR, yang juga terkait dengan Warkop, menghadirkan hiburan dengan lagu-lagu humor seperti “Judul-judulan” dan “Bintangku Bintangmu.” Mereka memiliki penggemar setia yang terus bertambah, dan kemampuan memparodikan lagu-lagu terkenal juga menjadi daya tarik tersendiri.
PMR berawal dari sekumpulan pemuda SMA di Jakarta Selatan yang setiap sore gemar bernyanyi sebebas dan sesuka hati mereka. Singkat cerita, grup musik yang digawangi oleh Jhonny Iskandar, Boedi Padukone, Yuri Mahippal, Imma Maranaan, Ajie Cetti Bahadur Syah, dan Harri “Muke Kapur”, mendapat kesempatan untuk mengisi acara di radio Prambors.
PMR juga tak segan memparodikan lagu-lagu dari band-band populer seperti Naif, Seringai, dan Efek Rumah Kaca, serta penyanyi solo seperti Kunto Aji. Ini membuat mereka tetap relevan di tengah persaingan dengan band-band baru.
“Kenapa lagu Aji, karena dia mirip Jhonny Iskandar waktu muda,” ucap Budi sambil bercanda.
Dengan dedikasi mereka dalam memberikan hiburan yang menarik, baik PSP maupun PMR telah menciptakan warisan seni dan hiburan yang memorable bagi Indonesia.