Baru-baru ini, Vadesta menggebrak panggung musik dengan merilis single berjudul “Layu”, mencuri perhatian ratusan ribu pecinta dangdut koplo. Dalam lagu ini, terasa lantunan melodi yang memukau seiring dengan pengisahan pahitnya pengkhianatan, di mana kepercayaan yang tulus telah disematkan kepada seseorang, namun kenyataannya, kepercayaan itu dihianati.
Lirik “Layu” oleh Vadesta tidak hanya sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah cerminan perasaan yang dalam. Dalam setiap baitnya, terpapar kehidupan yang penuh warna dan penuh emosi. “Pancen loro nek kelingan, nek kelingan ning atiku iseh kelaran,” kata-kata yang merangkum kerinduan dan penyesalan dalam sebuah hubungan yang pernah indah.
Vadesta dengan gemilang menggambarkan kompleksitas perasaan melalui bait-baitnya. “Aku wis percoyo ro sliramu, ning ati iki yo mung sliramu,” menggambarkan percaya yang telah diberikan dengan tulus, namun kini hanya menjadi kenangan yang terpahit.
Dalam setiap nada, terasa nuansa kehidupan yang penuh konflik dan pergulatan batin. Vadesta tidak hanya menyuguhkan musik, tetapi juga kisah yang dapat membuat pendengarnya terhanyut dalam alur emosional. “Layu” bukan sekadar lagu, melainkan karya seni yang membawa pendengar merenungi dan terhubung dengan lapisan-lapisan perasaan yang mendalam.
Jangan lewatkan lirik yang menyentuh dan video musik yang menggambarkan keindahan yang pernah ada. Vadesta telah menciptakan karya yang tidak hanya untuk didengarkan, tetapi juga untuk dirasakan setiap maknanya. “Layu” adalah sebuah perjalanan emosional yang mengajak kita merenung tentang kepercayaan, pengkhianatan, dan kehidupan yang penuh warna.
Lirik Layu – Vadesta
Pancen loro nek kelingan
Nek kelingan ning atiku iseh kelaran
Jare sehidup semati jebul ngapusi
Amung nglarani
Aku wis percoyo ro sliramu
Ning ati iki yo mung sliramu
Wis tak cobo ngikhlaske
Nanging malah koyo ngene
Mbiyen ngomong ora bakal ninggalke
Mbiyen ngomong mung aku ning atimu
Aku wis nyobo golek liyane
Nanging aku kelingan sliramu
Nganti saiki iseh mbekas ning atiku