Minggu lalu, Sisikitaa menciptakan gelombang baru dalam dunia musik dengan merilis single penuh emosi yang berjudul “Kebacut Nglarani”, mengundang perhatian tak terbendung dari ratusan ribu pecinta dangdut koplo. Lagu ini bukan sekadar harmoni musik, melainkan sebuah jendela terbuka menuju perasaan yang mengungkapkan pengkhianatan dalam hubungan yang telah dipenuhi kepercayaan.
Dalam melodi yang kaya nuansa, “Kebacut Nglarani” menceritakan kisah seorang pria yang menemukan pengkhianatan dari pasangannya ketika berada di perantauan. Perjuangannya dan penantiannya selama ini tampaknya berakhir sia-sia ketika hati sang kekasih tercuri oleh pria lain.
Lirik yang terpahat dalam lagu ini seperti puitis merangkai perasaan yang rumit. “Tak enteni tekanmu bali, nang prapatan lampu merah mangli,” menciptakan gambaran tentang penantian yang sabar dan harapan yang hancur di tengah jalan. Kekecewaan dan rasa terkhianati tergambar jelas dalam kata-kata yang penuh makna.
“Kurang piye tresno sing tak wenehne, kekarepanmu uwes tak wujudke, tresno iki ra iso ditahan, nyanding kowe kudu dadi kenyataan,” menggambarkan pahitnya menyadari bahwa cinta yang pernah indah kini menjadi kenangan yang tak terelakkan.
Dalam bagian “Reff”, Sisikitaa melantunkan perasaan suci yang terluka. “Suci tuluse katresnanku iki, saben bengi kegowo nang njero ngimpi, kepingine ngancani urip bareng dadi siji, kok malah kowe lungo ninggal janji.” Kesucian cinta yang kini tercabik-cabik oleh pengkhianatan menciptakan harmoni yang penuh gelora.
“Kok malah kowe lungo tur ngapusi, kok malah kowe kebacut nglarani,” merupakan refleksi dari kekecewaan yang mendalam, di mana sang pria menyadari bahwa harapan dan cinta yang telah ditanamkan telah hancur dan tergantikan oleh pahitnya pengkhianatan.
“Kebacut Nglarani” bukan hanya sekadar lagu, tetapi sebuah karya seni yang mengajak pendengar merenung dalam kompleksitas emosi dan perjalanan cinta yang penuh liku-liku. Sisikitaa dengan gemilang menghadirkan kisah yang memilukan melalui nada dan lirik yang menggugah perasaan.