Lagu “Cinta Sabun Mandi” kembali bergema, kali ini dibawakan oleh duet Dara Ayu dan Bajol Ndanu dengan sentuhan reggae dangdut yang segar. Liriknya yang penuh pengorbanan—seperti “Kujual baju celana itu semua demi Nyai” dan “Aku rela korban nyawa demi Nyai”—menggambarkan cinta abadi yang tak lekang waktu. Di tangan arranger Mufly Key, karya ciptaan Nawawi ini mendapat nafas baru, diproduksi R Pictures dalam balutan video yang memikat. Genre reggae dangdut jadi jembatan unik, menyatukan nostalgia dengan nuansa modern yang memanjakan telinga pendengar masa kini.
Dara Ayu, penyanyi asal Lumajang kelahiran 1999, bukan nama asing di dunia musik Tanah Air. Bersama Bajol Ndanu, ia kerap menghidupkan lagu-lagu lawas dengan gaya kekinian, termasuk hits yang dulu melambungkan nama Jaja Miharja. Kolaborasi mereka di bawah Bajol Ndanu Management telah mencuri perhatian, terutama lewat platform digital seperti YouTube dan TikTok, di mana lagu-lagu cover mereka sering viral. “Cintaku kepada Nyai tak seperti sabun mandi, pabila sering dipakai makin habis kurang wangi,” begitu lirik yang kini kembali menggema, membuktikan kekuatan kata-kata sederhana namun penuh makna.
Jaja Miharja, sang legenda dangdut yang pertama kali memopulerkan lagu ini pada 1984, membawa “Cinta Sabun Mandi” menjadi anthem cinta di era keemasannya. Aktor sekaligus penyanyi kelahiran 1948 ini dikenal lelet dengan celetukan “Apaan Tuh” di acara Kuis Dangdut. Kini, warisannya hidup kembali melalui interpretasi Dara Ayu dan Bajol Ndanu. Lirik seperti “Kalau kaca bisa pecah, kayu juga bisa patah, tapi cintaku ka Nyai tak akan bisa berubah” tetap relevan, mengajak pendengar merenung tentang cinta sejati. Versi terbaru ini bukan sekadar cover, melainkan bukti bahwa musik dangdut terus berevolusi, memikat generasi baru tanpa kehilangan akarnya.
